Tuesday, November 4, 2008

Kendaraan Militer "Rasa" Lokal

kendaraan militer
Kendaraan ini dirancang untuk keperluan militer, bukan komersial.
Kemandirian bangsa di bidang pertahanan dan keamanan tidak bisa terlepas dari penguasaan teknologi rancang bangun alat utama sistem pertahanan. Hal ini memerlukan proses yang panjang dan mahal. Namun, jika tidak segera menggunakannya, maka proses penguasaan teknologinya akan semakin lama.Seakan tak ingin ketinggalan, Indonesia saat ini sedang merancang kendaraan P2 Komando dan P3 Kendaraan Khusus. Hal yang menarik, proses rancang bangun ini semua dikerjakan oleh bangsa sendiri. Proses pengembangannya cukup panjang mulai dari 2003 hingga 2006. Awalnya, kendaraan ini lahir dari satu bentuk permintaan yang tidak tertulis dari pihak militer, yakni angkatan darat.

''Sebenarnya kendaraan ini memang dirancang untuk keperluan militer bukan untuk komersial, '' ujar desainer PT Sentra Surya Eka Jaya, Aloysius Baskoro Junianto, di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Gedung BPPT, Selasa (28/10).Menurut Baskoro, P2 komando adalah kendaraan antipeluru dan lapis baja yang berfungsi untuk pengintaian. ''Jadi, ini kendaraan ringan dengan berat sekitar empat ton kurang dan antipeluru untuk misi-misi pengintaian,'' jelasnya.

Sedangkan kendaraan khusus P3, kata Baskoro, sebenarnya adalah kendaraan taktis karena sifatnya digunakan bagi pasukan khusus untuk penyerbuan gerak cepat. Jadi, memiliki kelincahan mobilitas tinggi dan bisa dipakai di segala medan. ''Namun, hanya untuk tujuan-tujuan khusus, misalnya den bravo Paskhas itu untuk penyerbuan udara. Kalau misalnya dipakai Brimob Polri untuk mengurai massa atau mengejar, jadi sifatnya spesifik tergantung dari kebutuhan penggunanya,'' cetusnya.

Baskoro menambahkan, P2 bentuk kendaraannya tertutup seperti panser dan antipeluru. Kendaraan ini memiliki ketebalan baja tujuh mm dan ketahanan peluru sampai 7,62 kaliber AK 47. ''Jadi untuk klasifikasi itu mungkin sudah cukup ya. Dengan empat roda jadi secara umum sepintas tidak jauh beda dengan mobil merek Hammer, tapi dia antipeluru,'' tegasnya.Lebih jauh Baskoro menyatakan, sebenarnya waktu awal merancang memang sudah dipikirkan keunggulannya adalah high mobility. ''Sehingga jika dalam misi pengintaian bisa lihat dari jauh kemudian lari, itu bisa dilakukan,'' ungkapnya.

Lantaran pengujiannya cukup lama, terutama multifaktor penggerak di rodanya, kata Baskoro, maka rancangannya ke arah selanjutnya dicoba ditekankan di high mobility dan fleksibel. ''Jadi bisa digunakan untuk berbagai macam misi,'' jelasnya.Baskoro mengungkapkan, pertimbangan dan masukan dari pengguna dan desainer sangat dibutuhkan. Jadi dari pengguna-penggunanya nanti bisa memberi permintaan kemudian diterjemahkan. Lalu timnya mencari standar-standar apa yang berlaku di dunia kendaraan militer. ''Kita coba adopsi ke desain kita, jadi tidak melenceng dari pakem-pakem yang sudah ada. Sebelumnya kita sudah punya pengalaman. Jadi misalnya retrofit kendaraan tempur, retrofit tank, panser dan lain sebagainya. Lalu kemudian modifikasi sampai akhirnya ke P2 dan P3,'' tegasnya.

Proses pengujiannya, kata Baskoro, langsung di lapangan. Misalkan ditembak. Jika masih bolong berarti platnya kurang bagus sehingga harus diganti. Jika misalnya pengujian di medan off road, lanjut dia, kalau ada permasalahan transmisi dan sebagainya maka akan dikaji. ''Dan, proses-proses itu yang membutuhkan biaya yang banyak dan kita ingin di lab atau komputer yang canggih untuk mengetahui seputar kekuatan struktur,'' jelasnya.

Ada dua potensi pasar, ujar Baskoro, pertama di Indonesia dan kedua di luar negeri. Di Indonesia , lanjut dia memang akan sulit karena penggunanya hanya itu-itu saja. ''Kita tidak bisa menjual ke umum karena ini militer,'' cetusnya.Untunglah P2 dan P3 bisa bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri dan pangsa pasar di luar negeri cukup besar. Misalnya, di negara-negara dunia ketiga yang membutuhkan sarana-sarana pertahanan yang bisa dikatakan harganya murah tapi kualitasnya yang sama. ''Jadi kita bisa bersaing dan banyak user-user yang mengakui bahwa sebenarnya kendaraannya lebih enak,'' tegasnya. (REPUBLIKA, 29 Oktober 2008/ humasristek)

0 donatur:

About This Blog

ini blognya yuda...!!!
lagi under construction!!

Blog Archive

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP